Pengikut

Rabu, 12 Juli 2017

manfaat sholat 5 waktu

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Sebagai masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai religius, tentu berbagai kewajiban agama seharusnya telah menyatu dalam kehidupan kita, yaitu shalat. Akan tetapi, masih banyak nilai-nilai shalat yang belum dapat kita gali dan praktikkan dengan baik sehingga kita belum dapat merasakan keagungan-Nya.
Memahami kewajiban agama ternyata bukan sekadar melaksanakan kewajiban, melainkan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan kita baik dalam lingkup pribadi maupun komunitas. Dengan begitu, masyarakat kita akan mempunyai daya saing yang tinggi di tengah arus perubahanyang sangat cepat.
Shalat yang oleh orang muslim diyakini sebagai wujud ketaan seorang hamba kepada Allah ternyata juga menyimpan daya spiritual yang luar biasa untuk kesehatan para pelakunya. Maka harus kita ketahui bahwa Allah Swt., akan memberikan manfaat langsung ibadah shalat kepada mereka yang menjalankannya sehingga semakin tinggi kesadaran untuk melakukan kewajiban utama tersebut. Kesadaran inilah yang sangat diperlukan agar mampu menghadapi dan menyikapi berbagai godaan dan ujian dalam kehidupan sehari-hari.[1] Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka manusia akan memahami sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat tersebut. Hal ini sangat penting, karena dengan memahami hikmah atau manfaat sholat akan meningkatkan motivasi untuk melaksanakan perintah sholat dan beribadah dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena itu, disini akan dibahas mengenai hikmah dari sholat itu sendiri.[2]


2.      Rumusan Masalah
1.      Apakah shalat itu?
2.      Bagaimana sejarah perintah shalat?
3.      Bagaimana shalat yang sebenarnya dalam Islam?
4.      Apakah manfaat gerakan shalat?
3.      Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
4.      Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari Kesimpulan.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sejarah Solat 5 Waktu
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutuskan oleh Allah SWT untuk membimbing manusia ke arah jalan kebenaran. Tidak seperti umat nabi-nabi yang lain, umat nabi Muhammad telah diperintahkan untuk mengerjakan solat 5 waktu setiap hari. Ini merupakan kelebihan dan anugerah Allah SWT terhadap umat nabi Muhammad dimana solat tersebut akan memberikan perlindungan ketika di hari pembalasan kelak. Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap solat mula dikerjakan
a.    Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam as. pun bersembahyang dua rakaat. Rakaat pertama: Tanda bersyukur kerana baginda terlepas dari kegelapan malam. Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.
b.      Zuhur:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. iaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail as. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari. Lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
·         Rakaat pertama  : Tanda bersyukur bagi penebusan.
·         Rakaat kedua     : Tanda bersyukur kerana dibukakan duka citanya dan juga   anaknya.
·         Rakaat ketiga    : Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah SWT.
·         Rakaat keempat : Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
c.       Asar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan yaitu:
·         Rakaat pertama     : Kelam dengan kesalahan.
·         Rakaat kedua        : Kelam dengan air laut.
·         Rakaat ketiga        : Kelam dengan malam.
·         Rakaat keempat     : Kelam dengan perut ikan Nun.
d.      Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. iaitu ketika baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahang tiga rakaat kerana diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
·         Rakaat pertama  : Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
·         Rakaat kedua     : Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
·         Rakaat ketiga     : Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu hanya satu iaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
e.       Isyak:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa as Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
·         Rakaat pertama  : Tanda dukacita terhadap isterinya.
·         Rakaat kedua     : Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
·         Rakaat ketiga     : Tanda dukacita terhadap Firaun.
·         Rakaat keempat : Tanda dukacita terhadap anak Firaun.

2.      Penetapan Shalat

Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, shalat adalah yang pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Nabi menerima perintah dari Allah tentang sholat pada malam mi’raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara. Anas berkata: “sholat diwajibkan kepada Nabi sebanyak 50 reka’at pada malam ketika beliau diperjalankan (isra’-mi’raj), kemudian dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka’at kemudian ada yang menyerunya: Wahai Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku namun bagimu yang 5 roka’at itu setara dengan 50 roka’at.”  (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i). [3]

3.      Fungsi Konsentrasi dan Bacaan Sholat
Shalat ­­yang dilakukan berulang-ulang dengan khusyuk dan penuh konsentrasi akan melahirkan dampak psikologis yang positif bagi kejiwaan. Bacaan shalat yang dilisankan dengan penjiwaan yang tinggi akan melatih daya pikir kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual (ESQ). Dengan shalat yang khusyuk, keseimbangan tubuh kita dpat benar-benar terwujud serta berpengaruh terhadap tingkat  konsentrasi pikiran untuk mengerjakan seluruh  aktivitas dalam kehiduan sehari-hari.[4]
4.      Shalat Yang Dimaksud Oleh Islam
Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan, tanpa disertai kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang dikerjakan seseorang yang di saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di saat rukuk bagaikan gagak menyambar mangsanya, dan di saat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di terima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-olah berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan juga semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha tinggi, tuhan yang telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah mengatur kadarnya, lalu memimpinnya. Di dalam al-Qur’an Allah berfiman “dan tegakkanlah shalat untuk mengingatku”. Ayat tersebut menjelaskan betapa pentingnya kehadiran hati dalam melaksanakan shalat. Dari latar belakang larangan melakukan shalat bagi orang mabuk, terkandung imbauan tentang kehadiran akal dan kesadaran dalam melaksanakan shalat. Sungguh betapa banyak orang yang melakukan shalat ia tidak mengerti apa yang di katakannya dalam shalat. Karena ia telah dimabukkan oleh kebodohan, kelalaian, cinta dunia dan memperturutkan nafsunya.[5]
5.      Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan Tubuh
Melaksanakan shalat sebagai salah satu rukun Islam bukan saja menjaga tegaknya agama tetapi secara medis sholat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan sholat memberi dampak yang sangat positif bagi kesehatan dan obat terhadap berbagai macam penyakit. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Setiap gerakan di dalam shalat mempunyai manfaat masing-masing. Setiap gerakan shalat merupakan bagian dari olahraga otot-otot dan persendian tubuh. Shalat dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh tetapi dengan syarat semua gerakan shalat dilakukan dengan benar, perlahan dan tidak terburu-buru serta istiqomah atau konsisten. Begitu banyak manfaat gerakan shalat bagi kesehatan tubuh manusia. Semakin sering kita sholat dengan benar, semakin banyak manfaat yang kita peroleh untuk kesehatan diri kita.


Beberapa manfaat gerakan sholat bagi tubuh:
a.      Berdiri tegak dalam sholat
Wajibnya shalat adalah berdiri bagi yang mampu, ternyata berdiri pada waktu sholat mengandung hikmah yg luar biasa yaitu dapat melatih keseimbangan tubuh dan konsentrasi pikiran. Berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.
b.      Takbiratul Ihram
Takbir dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu dan dilakukan ketika hendak rukuk dan bangkit dari rukuk. Pada saat kita mengangkat tangan sejajar bahu, otomatis kita membuka dada, dan otot bahu meregang sehingga membuat aliran darah menjadi lancar dan kaya akan oksigen. Darah yang kaya akan oksigen ini dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita sehingga keseimbangan tubuh terjaga. Kedua tangan yang didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah adalah sikap untuk menghindarkan diri dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
c.       Rukuk
Ruku’ yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurussehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung, air tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan optimal bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat membungkuk tersebut menjadikan aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran saraf, memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemihsehingga gangguan prostate dapat dicegah.
d.      I’tidal (Bangun dari Rukuk)
Saat berdiri dari rukuk dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga sistem saraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah terjadinya pingsan secara tiba-tiba. Gerakan ini  juga bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian.
e.       Sujud
Posisi sujud  yang menungging dengan meletakkan kedua tangan di lantai di sebelah kanan dan kiri telinga, dengan lutut, ujung kaki, dan dahi juga di atas lantai berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir orang yang melakukan sholat. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, Bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Dr. Muhammad Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang. Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam sholat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan. Sujud juga merupakan latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

f.       Duduk antara Dua Sujud & Duduk Iftirosy (Tasyahud awal)
Setelah melakukan sujud, kita melakukan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Selain itu, gerakan ini dapat menjaga kelenturan saraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Kelenturan saraf ini dapat mencegah penyakit prostat, diabetes, sulit buang air kecil dan hernia.
g.      Duduk Tawarru’ (Tasyahud Akhir)
Duduk tasyahud akhir atau tawaru’ adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks. Bagi wanita posisi ini bermanfaat untuk memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.


h.      Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, bermanfaat membantu  menguatkan otot-otot leher dan kepala serta menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah. Apabila kita menjalankan sholat dengan benar.  Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi juga harus diingat, bahwa shalat adalah ibadah agama bukan olahraga.[6]
i.        Rahasia Pengulang-Ulangannya 
Shalat memang dikerjakan berulang kali oleh setiap muslim sehari semalam. Allah SWT. Telah mewajibkan shalat atas setiap mukmin, dalam waktu-waktu tertentu yang telah di tetapkan. Mereka diperintah mengerjakanya pada sore dan pagi hari di samping siang dan malam hari. Mereka mengulang-ulanginya sampailimakali dalam sehari  semalam agar shalat itu dapat menjadi tempat mandi bagi jiwa atau ruh dari setiap muslim guna mensucikan hatinya dari noda-noda kelalaiannya dan juga kesalahannya.
Nabi Muhammad Saw. Telah memberi tamsil semacam itu, betapa besar peranan shalat dalam membersihakan noda-noda dosa dan kesalahan. Allah SWT. Telah menciptakan manusia sedemikian rupa  dalam penciptaan yang begitu unik, pada dirinya ada sifat kerohanian malaikat, kesyahwatan binatang di samping kebuasan serigala. Karena itu amat banyak manusia dikalahkan oleh hawa nafsunya, dikuasai oleh emosi kemarahannya, ditundukkan oleh daya tarik debu-debu duniawi, yang mereka ciptakan daripadanya, sehingga mereka terperosok dalam lembah kelalaian dan kesalahan, bahkan tidak sedikit yang justru berkubang di dalamnya. Dilihat dari sisi ini memang tidak mengherankan kalau manusia lalu gampang sekali terlibat dalam kelalaian dan kesalahan. Setiap bani adam  berbuat kesalahan tapi yang tercela apabila ia tetap berlarut-larut dalam kesalahan. Tetap bernapas dalam lumpur padahal ia menyadari hal itu sehingga keadaannya bagaikan binatang atau lebih sesat dari itu. Maka dalam shalatlimawaktu itulah orang yang telah terperosok dalam kesalahan mempunyai kesempatan untuk menyadarinya membersihkan kesalahan dan dosanya, kembali bertobat kepada tuhannya. Benteng rohani inilah yang sanggup melindungi dirinya dari gejolak kerakusannya, syahwatnya dan kelalaiannya terhadap Allah dan kehidupan akhirat. Gejolak kerakusan  dan syahwat adalah bara api yang menyalakan yang menyambar keasadaran nurani dan menghancurkan hati dan pikiran sedang shalat adalah penangkalnya yang dapat memadamkan keganasan api-api tersebut mengusir asapnya serta kegelapan kabutnya dan mencuci bersih segenap bekasnya dari anggota-anggota tubuh manusia. Rasulullah Saw menggambarkan kepada para sahabatnya dengan segala cara yang dapat dipahami tentang peranan shalat dalam menghapus kesalahan-kesalahan yang begitu mudah timbul pada diri manusia baik pagi maupun sore harinya. Pengaruh shalat tidak hanya terbatas pada sektor mensucikan noda dan menghilangkan kesalahan menghapus kejahatan saja akan tetapi, ia mempunyai peranan yang lain. Sesungguhnya shalat itu merupakan lintasan segar penuh berkah. Pada saat yanglimakali terjadi dalam sehari semalam itu manusia dapat melepaskan dirinya dari keterikatan dunia, tanah dan lumpur yang busuk, dunia kebengisan, keganasan, percekcokan dan pertarungan, baik pertarungan yang bersifat sementara ataupun selamanya. Untuk berdiri menghadap kehadirat Allah. Lintasan perjumpaan dengan atasannya yang penuh khusuk itu, dapat meringankan beban bagi pikiran dan jiwa dari ketegangan dan persaingan hidup maupun gejolak nafsu rendah yang tak kunjung puas.
Dengan demikian shalat shalat dapat memberikan santapan rohani berupa imbalan  luhur Ilahi  dalam keberadaan manusia, keberadaan ruh yang hidup diantara anggota-anggota tubuh manusia tidak cukup hanya mendapat berupa ilmu pengetahuan, kebudayaan atau filsafat. Akan  tetapi perlu mendapat santapan berupa ma’rifah, mengenal kepada Allah dan berhubungan derngannya. Shalat yang lima kali itulah meruapakan santapan harian bagi ruh, sebagaimana halnya jasmani memerlukan santapan hariannya maka munajat hamba dengan tuhannya di dalam shalatnya itu merupakan gizi rohani yang menyegarkan hati, melapangkan dada, mengangkat dirinya dari bumi ke langit dan memasukkanya ke hadapan Allah tanpa pintu serta menghadirkannya  berdiri di hadapan-Nya tanpa hijab. Lalu ia berbicara dengannya tanpa juru bahasa ia berbisik kepada-Nya dengan bisikan yang dekat tanpa jarak, ia memohon kepadanya tanpa kerendahan, ia meminta kepada yang maha kaya tanpa kebakhilan, sehingga seolah-olah ruhnya menjadi halus dan jiwanya menjadi bersih.[7] 


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi manusia. Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim dan setiap gerakan memberikan manfaat masing-masing. Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
 Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan, tanpa disertai kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang dikerjakan seseorang yang di saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di saat rukuk bagaikan gagak menyambar mangsanya, dan di saat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di terima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-olah berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan juga semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha tinggi, tuhan yang telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah mengatur kadarnya, lalu memimpinnya.
Ketika posisi berdiri tubuh kita membentuk sudut 180º, ketika posisi rukuk tubuh kita membentuk sudut 90º, ketika posisi sujud tubuh kita membentuk sudut 45º. Tanpa disadari ketika mengerjakan shalat kita memiliki energi kinetik sebanyak 40 megahertz (mhz) kecepatannya sama dengan kecepatan bumi mengelilingi matahari didalam galaksi bima sakti kita.



DAFTAR PUSTAKA

Wratsongko, Madyo. 2008. Shalat Jadi Obat. Jakarta: Elex Media Komputindo


http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014

fatchur-alee.blogspot.com/2014/11/manfaat-dan-hikmah-gerakan-shalat.html. Diakses tanggal 9 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar